Pengalaman Novelia, Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris dalam Program Pertukaran Mahasiswa
Pada kesempatan kali ini BINUS UNIVERSITY mendapatkan kesempatan untuk menjamu salah satu mahasiswi dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Mahasiswi tersebut adalah Novelia Isabela Li, Jurusan Sastra Inggris–UKSW. Mahasiswi yang lahir di Dili, 27 November 1995 berusia 21 tahun telah berada di Binus UNIVERSITY sejak September 2016 hingga Februari 2017.
Di sela-sela waktu yang padat, kami berhasil melakukan wawancara singkat dengannya. Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan Novelia:
Interviewer (I) | : | Bisa diceritakan kegiatan kamu saat ini? |
Noveliana (N) | : | Saat ini saya adalah mahasiswa jurusan Sastra Inggris , Universitas Kristen Satya Wacana. Saya saat ini telah masuk semester 6. |
I | : | Selain kuliah, kesibukan apa lagi yang kamu lakukan? |
N | : | Selain kuliah saya mengikuti kegiatan reader theater (kegiatan teater di lingkungan Sastra Inggris, kemudian saya juga mengikuti ed-venture (kegiatan sosial dimana membantu membersihkan Kota Salatiga. Saya juga mengikuti finger print (kegiatan sosial dimana saya mengajar anak-anak kecil dan saya juga mengikuti olahraga bulutangkis di lingkungan sastra inggris) |
I | : | Selama di Jakarta sudah pernah pergi kemana saja? |
N | : | Jika di Jakarta sudah pernah ke Monas, lalu ke IKEA , Kota Tua Jakarta, Museum Nasional, dan Ancol. |
I | : | Saat ini kamu ada di Jakarta mengikuti kegiatan pertukaran pelajar, apa yang kamu rasakan? |
N | : | Yang pasti saya senang sekali bisa mendapatkan kesempatan untuk pertukaran pelajar ke BINUS. Saya bisa merasakan bagaimana kuliah di daerah perbedaan antara kuliah di Salatiga dan Jakarta. |
I | : | Dalam pertukaran pelajar ini, kamu mengambil mata kuliah apa? |
N | : | Saya mengikuti kelas project in language, cultural and literature, interpreting, drama analysis, dan metodologi penelitian. |
I | : | Apa perbedaan antara kuliah di Jakarta dan di Salatiga? |
N | : | Jika di Salatiga tidak ada mall, dan tidak ada tempat nongkrong. Sehingga ketika kuliah di Salatiga kami bisa lebih fokus mengerjakan tugas, mengikuti kegiatan mahasiswa. Sedangkan kalo di Jakarta bawaannya setelah kuliah ingin nongkrong atau jalan-jalan. |
I | : | Untuk sistem perkuliahan apakah ada perbedaan metode pengajaran? |
N | Jika di UKSW lebih sering ada presentasi sebelum dosen memberikan kuliah, lalu ada beberapa project, sedangkan untuk di BINUS lebih banyak dosen yang mengajar. | |
I | : | Apakah kamu mengalami kesulitan selama mengikuti perkuliahan di BINUS? |
N | : | Untuk kesulitan pasti pernah, khususnya pada saat UTS kemarin, karena masih proses adaptasi perkuliahan namun sudah ujian. |
I | : | Apa sharing yang dapat kamu berikan kepada teman-teman di UKSW? |
N | : | Pengalaman di BINUS Square, saya merasa nyaman sekali ada di tempat ini. Tempat tinggal yang nyaman sekali. Selain itu ada teman-teman iBuddy (mahasiswa BINUS yang tinggal di BINUS Square yang bertugas untuk mendampingi mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar). Selain itu karena Jakarta macet jadi jika mau pergi ke suatu tempat harus menghitung waktu terlebih dahulu supaya tidak macet. |
I | : | Terima kasih Novelia untuk waktu wawancara yang telah diberikan. |
N | : | Terima kasih juga Pak. |
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kultur yang cukup mencolok antara Jakarta dan Salatiga. Hal ini memberikan kesan yang berbeda bagi Adelia karena ada pengalaman hidup yang baru yang ia rasakan. Semoga catatan singkat dari Novelia dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa di kampus lain agar dapat bertukar cerita, bertukar pengalaman melalui program pertukaran mahasiswa – NUNI.
Comments :